Lewat Se-ekor Lalat, Allah Takdirkan Ia Masuk Surga
alhikmah.ac.id – Barangkali kita sudah tidak asing
lagi dengan kisah Imam al Ghazali dengan seekor lalat yg diabadikan dalam dalam
salah satu kitabnya, Ihya’ Ulum al-Din. Suatu hari ketika beliau sedang
menulis, ada seekor lalat yang terbang mendekat dan hinggap di tinta penanya.
Awalnya al-Ghazali bermaksud mengusir lalat tersebut karena merasa terganggu.
Namun menyadari bahwa sang lalat sedang kehausan dan meminum tintanya,
dibiarkanlah lalat itu minum sepuasnya hingga lalat tersebut terbang kembali.
Malam harinya
beliau bermimpi sedang dihisab di padang mahsyar dan pengadilan akhirat
ternyata memutuskan al- Ghazali menjadi salah satu ahli syurga. Saat itulah
kemudian muncul suara yang menggema di telinganya,
“Wahai Ghazali,
menurutmu amal apa yang menyebabkan engkau termasuk golongan ahli syurga?”
Al-Ghazali
menjawab; “Engkau lebih tahu ya Allah, tetapi kalau aku boleh menebak, maka
kitab- kitab karanganku lah yang menyebabkan semua ini”.
Suara itu berkata:
“Bukan wahai Ghazali, karanganmu memang banyak, kitabmu berjilid- jilid, tetapi
yang menyebabkan beratnya timbangan pahalamu adalah seekor lalat yang engkau
biarkan minum ketika ia kehausan”.
Masuk syurga karena
seekor lalat, mungkin sulit diterima sisi akal rasional kita, namun begitulah
nyatanya.
Atau terkisahkan
ketika Rasulullah SAW meminta Aisyah ra menghidangkan sop kaki sapi kepada
tetangganya, padahal bagi orang Arab hidangan kaki sapi bisa dibilang bukan
hidangan yg baik sehingga membuat beliau malu utk menghidangkannya. Maka
Rasulullah pun menegaskan kepadanya bahwa jangan malu dan berkecil hati dalam
memberi, dalam beramal, memberi, walaupun kemampuannya baru sebatas sop kaki
sapi.
Dari sini kita
belajar bahwa begitu tidak terpujinya kita bila selama ini sering meremehkan
amalan2 kecil, melalaikan satu demi satu peluang2 kebaikan yg sebenarnya bisa
kita ambil.
Berapa banyak
bilangan2 tilawah yg telah kita lalaikan?
Berapa banyak kotak
amal atau sunduk yang lewat begitu saja di depan mata kita?
Berapa banyak hari
i’tikaf yang kita tinggal hanya karena masalah genap dan ganjil?
Sepatutnya kita
meneladani kisah Bilal bin Rabah merasa sedih hingga Rasulullah menanyakannya,
“Wahai Bilal,
mengapa Engkau bersedih?”
“Ya
Rasulullah..sungguh aku bersedih karena aku tidak pernah bisa menyaingi amal2
Abu Bakar, Umar, dan Ustman..Mereka kaya raya, mereka banyak berinfak dan
berzakat, mereka banyak membantu jihad dg hartanya..”
“Aku hanya bisa
melakukan amalan sederhana, dimana ketika wudhu ku batal, maka aku mengambil
air utk wudhu kembali dan shalat dua rakaat. Setiap kali wudhu ku batal, maka
aku pasti melakukannya.”
Maka Rasulullah SAW
bersabda,
“Sungguh baru saja
datang malaikat Jibril kepadaku, ia mengabarkan agar Engkau tdk perlu bersedih,
karena bunyi bakiak yg sering Engkau gunakan utk berwudhu sudah terdengar
suaranya hingga ke syurga..”
Semoga menyemangati
kita utk memperjuangkan kembali bilangan-bilangan tilawah kita semaksimal
mungkin menuju target kita. Wallohul musta’an.
0 komentar :
Posting Komentar