Khutbah Jumat 2015: Keutamaan Bulan Sya’ban
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ آيَاتٍ
بَيِّنَاتٍ لِيُخْرِجَ النَّاسَ بِهَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوْرِ
أَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
أَيـُّهَا
النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
أَمَّا
بَعْدُ
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,
Kini kita telah memasuki bulan Sya’ban. Bulan yang
terletak di antara Rajab dan Ramadhan ini seringkali dilalaikan oleh banyak
orang sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:
ذَلِكَ
شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
“(Sya’ban) ini adalah bulan yang dilalaikan oleh
kebanyakan manusia, yaitu (terletak) antara bulan Rajab dan Ramadhan” (HR.
An-Nasa’I; hasan)
Kelalaian manusia atas bulan Sya’ban bisa diketahui
dari keterkejutan mereka ketika Ramadhan telah tiba. “Lho, kok sudah Ramadhan”,
“Tiba-tiba sudah Ramadhan ya” dan komentar-komentar sejenisnya menggambarkan
betapa Sya’ban telah dilalaikan.
Ada pula yang sebenarnya tahu bahwa Sya’ban telah tiba.
Ramadhan telah menjelang. Tetapi mereka justru meningkatkan kemaksiatan.
“Semampang belum Ramadhan,” alasannya.
Jamaah Shalat Jum’at yang dirahmati Allah,
Banyak orang yang melalaikan bulan Sya’ban. Padahal
bulan ini adalah bulan yang istimewa. Di bulan Sya’ban inilah amal manusia
diangkat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
dalam kelanjutan hadits di atas:
وَهُوَ
شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Di bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat
kepada Rabb semesta alam” (HR. An-Nasa’I; hasan)
Inilah keutama’an pertama bulan Sya’ban. Bulan
diangkatnya amal manusia kepada Allah Azza wa Jalla.
Keutamaan kedua dari bulan Sya’ban ada pada
pertengahannya, yakni Nisfu Sya’ban. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam
bersabda tentang keutamaan nishfu Sya’ban :
إِنَّ
اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ، فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ
خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Sesungguhnya Allah memeriksa pada setiap malam
nishfu Sya’ban. Lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya, kecuali yang berbuat
syirik atau yang bertengkar dengan saudaranya” (HR. Ibnu Majah; sya’ban)
Itulah dua keutamaan bulan Sya’ban berdasarkan
hadits shahih. Dan cukuplah kita dengan hadits shahih meskipun di masyarakat
berkembang banyak keutamaan bulan Sya’ban namun didasari oleh hadits dhaif
bahkan maudhu’. Misalnya:
رجب
شهر الله وشعبان شهري ورمضان شهر أمتي
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku,
dan Ramadhan adalah bulan umatku” (HR. Dailami)
Hadits ini derajatnya dha’if. Demikian pula
hadits-hadits sejenis yang menyebut bahwa bulan Rajab adalah bulan Allah,
Sya’ban adalah bulan Rasulullah dan Ramadhan bulan umat Islam.
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,
Lalu amal apa yang dicontohkan Rasulullah di bulan
Sya’ban? Di antara amal yang pertama, yang dicontohkan oleh Rasulullah di bulan
Sya’ban adalah memperbanyak puasa sunnah.
قُلْتُ
يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ
شَعْبَانَ قَالَ ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ
وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ
يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Aku (Usamah bin Zaid) berkata kepada Rasulullah,
“Wahai Rasulullah, saya tidak melihat engkau berpuasa di satu bulan melebihi
puasamu di bulan Sya’ban.” Rasulullah menjawab, “Ini adalah bulan yang
dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu antara bulan Rajab dan Ramadhan. Di
bulan inilah amal perbuatan manusia diangkat kepada Rabb semesta alam. Karena
itu aku ingin saat amalku diangkat kepada Allah, aku sedang berpuasa.” (HR.
An-Nasa’I; hasan)
Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha juga
meriwayatkan kebiasaan hadits yang menunjukkan amal di bulan Sya’ban ini.
لَمْ
يَكُنِ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ
، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
pernah berpuasa sunnah di satu bulan yang lebih banyak daripada bulan Sya’ban.
Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban. (HR. Al Bukhari)
Ketika menjelaskan hadits ini dalam Fathul Bari,
Ibnu Hajar Al Asqalani menerangkan bahwa kalimat “berpuasa sebulan penuh”
adalah ungkapan majaz. Dalam ungkapan bahasa Arab, seseorang boleh mengatakan
“berpuasa sebulan penuh” padahal yang dimaksud adalah “berpuasa pada sebagian
besar hari di bulan itu”.
Dari keterangan tersebut, kita menjadi tahu bahwa
berpuasa sunnah di bulan Sya’ban menjadi begitu istimewa karena pada bulan ini
amal diangkat, bulan ini dilalaikan oleh banyak manusia, dan sekaligus puasa
Sya’ban merupakan persiapan puasa Ramadhan. Sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh
Muhyidin Mistu, Mushthafa Al-Bugha, dan ulama lainnya dalam Nuzhatul Muttaqin.
Ulama yang lain menjelaskan bahwa memperbanyak
puasa sunnah di bulan Sya’ban itu maksudnya adalah puasa-puasa sunnah. Yakni
puasa Senin Kamis, puasa ayyamul bidh, puasa Dawud dan puasa yang disunnahkan
lainnya.
Adapun mengkhususkan berpuasa pada satu atau dua
hari terakhir Sya’ban hukumnya makruh. Kecuali puasa yang memang wajib akibat
nadzar, qadha’ atau kafarat. Atau puasa sunnah yang biasa dilakukan baik Senin
Kamis maupun puasa Dawud.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ
يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدُكُمْ رَمَضَانَ بِصَوْمِ يَوْمٍ أَوْ يَوْمَيْنِ ، إِلاَّ أَنْ
يَكُونَ رَجُلٌ كَانَ يَصُومُ صَوْمَهُ فَلْيَصُمْ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan
berpuasa sehari atau dua hari sebelumnya. Kecuali seseorang yang (memang
seharusnya/biasanya) melakukan puasanya pada hari itu. Maka hendaklah ia
berpuasa” (HR. Al Bukhari)
Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah,
Amal kedua pada bulan Sya’ban ialah melunasi
hutang-hutang puasa, khususnya bagi muslimah yang masih belum selesai
mengqadha’ puasa Ramadhan.
Aisyah mengatakan:
كَانَ
يَكُونُ عَلَىَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِىَ إِلاَّ
فِى شَعْبَانَ . قَالَ يَحْيَى الشُّغْلُ مِنَ النَّبِىِّ أَوْ بِالنَّبِىِّ صلى الله
عليه وسلم
Aku punya hutang puasa Ramadan, aku tak dapat
mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban, karena sibuk melayani Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. (HR. Al Bukhari)
Ma’asyiral muslimin hafidhakumullah,
Amal ketiga pada bulan Sya’ban ialah memperbanyak ibadah
dan amal shalih secara umum. Baik menggiatkan shalat rawatib, shalat malam,
tilawah Al-Qur’an, sedekah, amal sosial dan lain-lain. Karena bulan Sya’ban
merupakan bulan diangkatnya amal, maka alangkah baiknya ketika amal kita
benar-benar bagus pada bulan ini.
KHUTBAH KEDUA
اَللهُمَّ
صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَاحِبَ الْوَجْهِ اْلأَنْوَرِ، وَالْجَبِيْنِ
اْلأَزْهَرِ، وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلأَرْبَعَةِ الْخُلَفَاءِ الرَّشِدِيْنَ وَاْلأَئِمَّةِ
الْمَهْدِيِّيْنَ الَّذِيْنَ قَضَوْا بَالْحَقِّ وَبِهِ كَانُوْا يَعْدِلُوْنَ أَبِى
بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِى وَعَنِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعِنَا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ
وَإِحْسَانِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
اَللهُمَّ
أَعِزَّاْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُسْرِكِيْنَ، وَانْصُرْ
عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنَ، اَللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَءَ وَالْوَبَاءَ وَالرِّبَا
وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَالْفِتَنِ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَنَ
عَنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَارَبَّ
الْعَالَمِيْنَ
رَبَّنَا
آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى اْلاخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ،
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ
مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِلْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ
وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَأَوْفُوْا بِعَهْدِ اللهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ
وَلاَ تَنْقُضُوااْلأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيْدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللهُ عَلَيْكُمْ
كَفِيْلاً، إِنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَاتَفْعَلُوْنَ فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ
وَاسْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُاللهِ أَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ
مَا تَصْنَعُوْنَ
0 komentar :
Posting Komentar