8 PINTU SURGA MEMANGGIL ABU
BAKAR
Setiap orang tahu, kehidupan
dunia ini hanyalah sementara. Walaupun.. tidak setiap orang menyadarinya. Akhir
hayat yang indah selalu jadi dambaan. Walaupun.. yang mendambakan kadang tidak
mengusahakan. Dan kita semua menginginkan surge. Tahukah Anda bagaimana
gambaran surga itu?
Surga selalu jadi cerita
indah. Penghuninya duduk-duduk di dipan bertahtakan emas. Bertelekan
berpandangan dengan kekasih. Mereka dilayani anak-anak muda; membawa gelas,
cerek, dan minuman dari sungai-sungainya. Buah-buahannya landai mendekat.
Daging-daging jadi hidangan lezat untuk disantap. Kekasih mereka adalah
bidadari yang terjaga. Bagaikan intan dan mutiara. Usia bidadari itu sebaya dan
penuh cinta. Di dunia manusia lelah dengan pertengkaran dan keributan. Alangkah
damainya surga, karena para penghuninya tidak pernah mendengar ucapan yang
sia-sia. Tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa.
Di surga, ada pohon bidara
tak berduri. Dan pohon pisang yang buahnya tersusun rapi. Ada naungan yang
terbentang luas. Ada aliran sungai yang tercurah. Buah-buahannya banyak, tidak
terhenti, tidak mengenal musim. Kasur-kasurnya tebal lagi empuk. Itulah balasan
bagi mereka golongan kanan. Mereka yang berbuat kebajikan semasa hidup di
dunia.(1)
Aah.. betapa indahnya
surga.. Mudah-mudahan Allah anugerahkan kita untuk memasukinya.
Surga yang indah dan damai
itu memiliki delapan pintu. Nabi kita ﷺ telah mengabarkan tentang hal itu.
عن عبادة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: “مَنْ قَالَ:
أَشْهَدُ أَنّ لاَ إِلَهَ إِلاّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، وَأَنّ مُحَمّدا عَبْدُهُ
وَرَسُولُهُ، وَأَنّ عِيسَىَ عَبْدُ اللّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا
إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنّ الْجَنّةَ حَقّ، وَأَنّ النّارَ حَقّ، أَدْخَلَهُ
الله مِنْ أَيّ أَبْوَابِ الْجَنّةِ الثّمَانِيَةِ شَاءَ”.
Dari Ubadah, Rasulullah ﷺ
bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah dan tiada sekutu bagi-Nya, Muhammad adalah hamba dan utusan
Allah, Isa adalah hamba Allah dan anak dari ibunya (Maryam), ia adalah kalimat
dan Ruh dari-Nya yang Dia sampaikan kepada Maryam, bersaksi bahwa surga benar
adanya, dan neraka benar adanya, maka Allah akan masukkan dia dari delapan
pintu surga yang mana saja yang Dia kehendaki.” (HR. Bukhari).
Apa Saja Delapan Pintu Itu?
Delapan pintu surga itu adalah: (1) Pintu Shalat,
(2) Pintu Sedekah, (3) Pintu Jihad, (4) Pintu Rayyan, (5) Pintu al-Ayman, (6)
Pintu al-Kazhimina al-Ghaizha wa al-Afina ‘an an-Nas. Mengenai pintu sisanya
para ulama berbeda pendapat. Pendapat-pendapat mereka didasarkan pada isyarat
dari nash syariat. Yaitu: Pintu Taubat, Pintu Dzikir, Pintu Ridha, Pintu Ilmu,
atau Pintu Haji.
Setiap pintu ini akan memanggil orang-orang yang
memiliki keistimewaan dalam amalan tersebut. Barangsiapa yang banyak
melaksanakan shalat, selain yang wajib, maka pintu shalat akan memanggilnya.
Demikian juga dengan pintu-pintu yang lain. Hanya orang-orang yang amalannya
istimewa dan luar biasa yang akan dipanggil dari pintu-pintu tersebut.
Dalil dari nama-nama pintu tersebut adalah sabda
Nabi ﷺ:
Nama pintu pertama sampai yang keempat terdapat
dalam hadits:
عن
أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من أنفق زوجين في سبيل الله نودي من
أي أبواب الجنة يا عبد الله هذا خير، فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة، ومن
كان من أهل الجهاد دعي من باب الجهاد، ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان، ومن
كان من أهل الصدقة دعي من باب الصدقة.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ
bersabda, “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia
akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.
Barangsiapa termasuk orang yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari
pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari
pintu jihad. Barangsiapa termasuk orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil
dari pintu ar-Rayyaan. Dan barangsiapa termasuk orang yang gemar bershadaqah,
maka ia akan dipanggil dari pintu shadaqah”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah sepakat dengan nama-nama empat pintu surga
di atas, para ulama berbeda pendapat tentang nama-nama berikutnya
Nama pintu kelima terdapat dalam hadits:
عن
أبي هريرة في حديث شفاعة النبي صلى الله عليه وسلم وفيه: فيقال: يا محمد أدخل الجنة
من أمتك من لا حساب عليه من باب الأيمن من أبواب الجنة، وهم شركاء الناس فيما سوى ذلك
من الأبواب.
Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat
Nabi ﷺ
dikatakan, “Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak
dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu al-Ayman yang merupakan di
antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga
bagi semua orang”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Nama pintu keenam terdapat dalam hadits:
عن
الحسن مرسلاً: إن لله باباً في الجنة لا يدخله إلا من عفا عن مظلمة.
Dari al-Hasan secara mursal, “Sesungguhnya Allah
memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali
orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad).
Kemudian nama pintu berikutnya ada yang mengatakan
adalah Pintu Haji dikarenakan haji termasuk ibadah yang agung dan bagian dari
rukun Islam. Kemudian Pintu Dzikir atau Pintu Ilmu atau Pintu Taubat. Al-ilmu
‘indallah..
Delapan Pintu Surga Memanggil Abu Bakar
Tidak diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi
ﷺ yang
paling mulia. Ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Umat
Muhammad ﷺ yang
paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam berjihad, paling bertakwa, dan
paling banyak amalannya.
Abu Bakar adalah orang yang paling banyak
sedekahnya.
Dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah ﷺ
memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku
berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa
setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah ﷺ
bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab,
‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya.
Rasulullah ﷺ lalu
bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar
menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi
Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh
dalam berjihad. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ketika Nabi ﷺ wafat,
dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar
berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal
Rasulullah ﷺ
bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa
ilaaha illallah. Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya,
kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada
Allah?’
Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang
yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas
harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal
mereka menunaikannya di masa Rasulullah ﷺ, akan
kuperangi dia’. Umar berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat
kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut,
dan aku yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan
dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi ﷺ.
Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi ﷺ sambil
menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi ﷺ berkata,
‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.
Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara
aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk
meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku,
karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi ﷺ lalu
berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar (sebanyak tiga kali)’. Tak
lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu
Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di dalam ada Abu Bakar?’ Namun keluarganya
menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah ﷺ.
Sementara wajah Rasulullah ﷺ terlihat
memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon
sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah sebenarnya
akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’. Maka Rasulullah ﷺ
bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu
kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu Bakar
berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan
seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku?
(sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR.
Bukhari).
Ketika mendengar Rasulullah ﷺ
mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun
menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk dipanggil
dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu itu?”
Nabi ﷺ
menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.”
(HR. Bukhari, No. 3666).
Subhanallah… Abu Bakar mengganggap mudah bagi
seseorang untuk dipanggil dari satu pintu surga. Beliau mengucapkan ini bukan
karena sombong dan menganggap remeh. Namun itulah standar beliau. Menurut Abu
Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada satu amalan saja dalam mengisi
hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal mudah. Seseorang yang fokus hanya
memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah saja, atau puasa saja. Itu adalah
sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya menurut Abu Bakar. Sehingga beliau
bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang
yang lebih hebat lagi. Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan
ternyata beliau adalah orangnya. Nabi ﷺ langsung
yang mengabarkan kepadanya.
Semoga Allah ﷻ
mengumpulkan kita bersama Rasulullah ﷺ dan para
sahabatnya di surga kelak.
Ket:
(1) Gambaran surga yang terdapat dalam surat
al-Waqi’ah
Sumber:
– Utsaimin, Muhammad bin Shaleh. 1433 H. Syarh
Riyadush Shalihin. Riyadh: Madar al-Wathan li an-Nasyr.
– Asma Abwab al-Jannah wa Abwab an-Nar:
0 komentar :
Posting Komentar