RUKANAH, ADU GULAT DENGAN RASULULLAH ﷺ
Gulat disebut sebagai olahraga tertua di dunia yang
dikompetisikan. Olahraga gulat telah muncul di lukisan-lukisan Mesir kuno yang
berusia 5000-an tahun. Konon, gulat sudah menjadi mata pelajaran di Tiongkok
sejak 2050 SM. Tidak heran, dalam adegan kolosal, para kesatria sering adu
tanding gulat untuk menunjukkan kehebatan mereka.
Olahraga ini juga cukup populer di masa-masa Islam. Masa
saat Rasulullah ﷺ masih hidup dan berinteraksi dengan masyarakat Arab kala
itu. Di masa beliau ﷺ ada seorang pegulat yang dikenal sebagai juara. Ia
sangat sulit ditaklukkan. Tidak ada seorang pun yang berhasil menempelkan
perutnya ke tanah saat bergulat. Namanya adalah Rukanah.
Siapakah Rukanah?
Namanya adalah Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin
Abdul Muthalib bin Abdu Manaf al-Muthallibi. Ia adalah seorang pemimpin Arab
yang terkenal dengan kekuatannya. Walaupun badannya kekar dan besar, Rukanah
tetap lincah dalam berkuda.
Rukanah adalah seorang laki-laki kuat. Ia masih dalam
kemusyrikan di awal-awal datangnya risalah kenabian Muhammad ﷺ. Ia begitu tenar sebagai
seorang pegulat hebat. Tidak ada seorang pun yang mampu menguncinya hingga
tergeletak di tanah. Postur tubuh dan perawakannya yang besar tampak begitu
kentara. Terlihat mencolok dibanding orang-orang di sekelilingnya.
Ototnya yang kekar tidak menghalangi Rasulullah ﷺ untuk membuka hatinya
tentang kebenaran Islam. Dan di antara variasi dakwah Rasulullah ﷺ adalah beliau menempuh
pendekatan dalam bidang olahraga. Beliau ﷺ berduel gulat dengan Rukanah. Subhanallah…
Ibnul Atsir mengatakan, “Rukanah adalah seseorang yang
pernah duel gulat dengan Nabi ﷺ. Beliau mengalahkannya dua atau tiga kali. Padahal ia
termasuk laki-laki Quraisy yang paling kuat. Hidayah Islam baru ia sambut
ketika penaklukkan Kota Mekah. Ia wafat di masa kekhalifahan Utsman. Ada juga
yang mengatakan ia wafat pada tahun 42 H. Di masa kekhalifahan Muawiyah
radhiallahu ‘anhu.” (al-Isti’ab oleh Ibnu Abdil Bar hal: 801 dan Asadul Ghabah
oleh Ibnul Atsir, hal: 1708).
Rukanah Adu Gulat Dengan Nabi ﷺ
Ibnu Ishaq mengatakan, “Abu Ishaq bin Yasar berkata
kepadaku: Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthallib bin Abdu Manaf
adalah orang Quraisy yang paling kuat. Suatu hari ia bersama Rasulullah ﷺ di suatu kampung Mekah
(sebelum hijrah).
Rasulullah ﷺ berkata kepadanya: Wahai Rukanah, tidakkah engkau
bertakwa kepada Allah dan menerima dakwahku?
Rukanah menjawab: Seandainya aku mengetahui apa yang
engkau serukan itu adalah kebenaran, pasti aku akan mengikutimu.
Rasulullah menimpali: Bagaimana kiranya kukalahkan engkau
dalam gulat. Apakah engkau akan meyakini kebenaran perkataanku?
Rukanah menjawab: Iya.
Rasulullah berseru: Ayo berdiri. Akan kukalahkan engkau.”
Abu Ishaq melanjutkan kisahnya, “Rukanah pun menyambut
tantangan itu. Keduanya pun duel gulat. Rasulullah ﷺ menyergapnya dan berhasil
menjatuhkannya. Rukanah pun tak berdaya.
Penasaran dengan kekalahannya, Rukanah berkata: ‘Kita
ulangi wahai Muhammad’. Keduanya pun kembali bergulat.
Rukanah kembali berkata: ‘Wahai Muhammad, luar biasa, kau
berhasil mengalahkanku!’
Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Yang lebih luar biasa dari ini pun akan
kutunjukkan jika engkau mau. Jika engkau bertakwa kepada Allah dan menaatiku’.
‘Apa itu?’ Tanya Rukanah.
Nabi ﷺ menjawab: ‘Akan kupanggil pohon yang engkau lihat itu.
Dan dia akan datang kepadaku’.
‘Panggillah’, tantang Rukanah.
Pohon itu pun datang hingga ke hadapan Rasulullah ﷺ. Kemudian Rasulullah ﷺ berkata kepada pohon itu:
‘Kembalilah ke tempatmu’. Pohon itu pun kembali ke tempatnya semula.
Rukanah pun pergi menuju kaumnya. Ia berkata, ‘Wahai
anak-anak Abdu Manaf, mereka telah menyihir masyarakat. Demi Allah, aku tidak
pernah melihat penyihir yang lebih sakti darinya’. Kemudian Rukanah mengabarkan
apa yang ia lihat.” (Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam, tahqiq al-Halabi, 1:
390-391).
Dalam riwayat al-Baladzuri disebutkan bahwa Rukanah-lah
yang menantang Rasulullah ﷺ bergulat. Ia dikabarkan tentang Nabi ﷺ. Lalu Rukanah menemui
beliau di salah satu bukit di Mekah. Rukanah mengatakan, “Wahai anak saudaraku
–karena sama-sama bani Abdu Manaf-, telah sampai kabar tentangmu kepadaku. Aku
tidak mengenal engkau sebagai pembohong. Jika engkau mengalahkanku (dalam
gulat), maka aku yakin engkau orang yang benar”. Nabi ﷺ pun bergulat dengannya
sebanyak tiga kali.
Abu al-Yaqzhan mengatakan: Ketika Rukanah datang kepada
Nabi ﷺ untuk memeluk Islam di hari Fathu Mekah, ia berkata, “Demi Allah, aku
mengetahui jika engkau bergulat denganku, engkau akan mendapat pertolongan dari
langit”. Kemudian ia pindah ke Madinah dan tinggal di sana hingga wafat di awal
pemerintahan Muawiyah radhiallahu ‘anhu (Ansabul Asyraf oleh al-Baladzuri, 1:
155, 9: 392-392. Ia memiliki penguat dalam riwayat at-Tirmidzi 1784, Abu Dawud
4078, dan al-Hakim 5903).
Anak Rukanah Bergulat dengan Nabi ﷺ
Selain bergulat dengan Rukanah, Nabi ﷺ pun pernah berduel dengan
orang-orang selain Rukanah. Di antaranya adalah anak dari Rukanah. Namanya
Yazid bin Rukanah. Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma mengisahkan, “Yazid bin Rukanah
datang menemui Nabi ﷺ dengan membawa 300 ekor domba. Ia berkata, ‘Wahai
Muhammad, apakah engkau mau duel gulat denganku?’
Nabi ﷺ menjawab, ‘Apa hadiahnya jika aku mengalahkanmu?’
‘100 domba ini’, jawabnya. Keduanya pun bergulat. Dan
Nabi ﷺ yang menang.
Yazid kembali menantang Rasulullah. Ia berkata, ‘Maukah
engkau adu gulat (sekali) lagi?’
Nabi ﷺ menjawab, ‘Apa imbalannya?’
Yazid menjawab, ‘100 domba lainnya’. Keduanya pun
bergulat. Lagi-lagi Nabi mengalahkannya. Disebutkan bahwasanya keduanya
bergulat sampai tiga kali.
Yazid berkata, ‘Wahai Muhammad, sebelumnya tidak ada yang
mampu membuat perutku menempel dengan tanah kecuali dirimu. Dan tidak ada yang
paling aku benci pula selain dirimu. Namun sekarang aku bersaksi bahwasanya
tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah. Dan engkau adalah
utusan Allah’. Kemudian Rasulullah ﷺ mengembalikan semua dombanya.” (Ibnu Abdil Bar
dalam al-Isti’ab 2770, Ibnul Atsir dalam Asadul Ghabah 5544, Ibnu Hajar dalam
al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah 9279, dan dishahihkan oleh al-Albani dalam
Irawa’ al-Ghalil 1503).
Pelajaran
Pertama: Metode dakwah Rasulullah yang variatif. Beliau
berdakwah berceramah. Beliau berdakwah dengan cara bersedekah. Dengan akhlak
yang mulia. Dengan pendekatan kultural. Sampai dengan pendekatan dalam bidang
olahraga. Namun pendekatan dakwah beliau tidak menerabas sesuatu yang Allah
larang.
Kedua: Nabi ﷺ tidaklah menginginkan harta dunia dari hasil duelnya
dengan Rukanah dan anaknya, akan tetapi beliau menginginkan hidayah.
Ketiga: Betapa pun orang-orang musyrik sombong dalam
menolak Islam, Rasulullah tidak menyerah mendakwahi mereka. Fitrah mereka tetap
ingin keluar dari gelapnya kesyirikan.
Keempat: Terkadang seseorang malu menerima dakwah dengan
metode ceramah. Namun ia akan mengakui keunggulan dan kebenaran yang dibawa
orang lain apabila bisa mengalahkannya dalam bidang yang ia geluti. Oleh karena
itu, terkadang seseorang lebih menerima orang yang seprofesi dengannya ketika
mendakwahinya. Dosen dengan dosen. Pegawai pabrik dengan pegawai pabrik. Mantan
artis dakwah kepada artis. Dll.
Kelima: Meskipun orang-orang musyrik berlaku sombong dan
kasar terhadap Nabi ﷺ, namun beliau tetap berlaku ramah. Sehingga mereka tidak
segan mengajukan pertanyaan bahkan mengajak adu gulat sekalipun.
0 komentar :
Posting Komentar